Jika sudah menapaki bulan Dzulhijjah, tentu yang ada pada pikiran
kaum muslim adalah ibadah haji, karena sesuai dengan nama bulannya yaitu
bulan Dzulhijjah. Disamping itu juga, selain ibadah haji masih banyak
ritual yang tersimpan dalam bulan Dzulhijjah ini yaitu perayaan Idul
Adha atau yang lazim disebut dengan idul qurban, mengapa demikian?
Karena pada waktu tersebut diadakan qurban. Bagaimana ritual tersebut
bisa terjadi? Rahasia apa yang tersingkap didalamnya?
Setiap ibadah yang disyariatkan oleh Allah SWT kepada hambaNya pasti
terkandung hikmah didalamnya, tidak terkecuali ibadah qurban. Kalau kita
resapi , banyak makna yang terkandung didalam ibadah qurban ini yang
dapat membuat kita merenungi maksud dan tujuan-tujuan baik yang
terkandung didalamnya.
Jika digali lebih dalam ada beberapa hal hikmah yang terkandung
didalamnya, antara lain Menegaskan konsep ketauhidan, Sebagaimana yang
telah diajarkan dan dicontohkan oleh nabi Ibrahim as. dan putranya
Ismail as. bahwa “Tiada tuhan selain Allah “yang harus kita jadikan
sandaran dalam hidup ini. Mengajarkan untuk berjiwa sosial dan
memotivasi untuk kaya, Ibadah qurban mengajarkan kita untuk berbagi
dengan sesama yang hidup jauh dari keberuntungan, memotivasi kita untuk
bekerja keras dan menabung. Dengan bekerja keras dan mendapatkan materi
yang cukup, tentu kita dapat mejalankan ibadah qurban dan berbagi dengan
sesama yang kurang beruntung. Menguji tingkat ketakwaan, Dalam
menjalankan ibadah ini apakah terbersit rasa sayang atau enggan, karena
mahalnya kurban yang ditujukan untuk beribadah kepada Allah.
Dan hikmah berikutnya adalah dalam rangka menghidupkan makna takbir
di Hari Raya Idul Adha, dari tgl 10 hingga 13 Dzul-Hijjah, yakni Hari
Nahar (penyembelihan) dan hari-hari tasyriq. Memang Syariat agama kita
menggariskan, bahwa pada setiap Hari Raya, baik Idul Fitri ataupun Idul
Adha, setiap orang Islam diperintahkan untuk mengumandangkan takbir.
Di samping itu semua, Hari Raya Qurban pun merupakan Hari Raya yang
berdimensi sosial kemasyarakatan yang sangat dalam. Hal itu terlihat
ketika pelaksanaan pemotongan hewan yang akan dikorbankan, para mustahik
yang akan menerima daging-daging kurban itu berkumpul. Mereka satu sama
lainya meluapkan rasa gembira dan sukacita yang dalam. Yang kaya dan
yang miskin saling berpadu, berinteraksi sesamanya. Luapan kegembiraan
di hari itu, terutama bagi orang miskin dan fakir, lebih-lebih dalam
situasi sulit saat ini, sangat tinggi nilainya, ketika mereka menerima
daging hewan kurban tersebut.
Dengan syari’at qurban ini, kaum muslimin dilatih untuk menebalkan
rasa kemanusiaannya, mengasah kepekaannya dan menghidupkan hati
nuraninya. Ibadah qurban ini sarat dengan nilai kemanusiaan dan
mengandung nilai-nilai sosial yang tinggi.
Mari kita manfaatkan momen ini untuk mawas diri dengan lebih
mendekatkan diri kepada Allah. Fastabiqul-khairat. Maka kita
berlomba-lomba dalam berbuat kebajikan. (nu.or.id)
* Penulis Adalah Mahasiswa Jurusan Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin
IAIN Sunan Ampel Surabaya & Pembina Tahfidz di UKM-Pengembangan
Tahfidz Al-Qur’an IAIN Sunan Ampel Surabaya
Posted by
4/04/2013
and have
, Published at